Didtya

 

mengapa sebuah nafsu itu selalu datang ketika kita sedang berdekatan dengan lawan jenis dan secara tidak sadar kita memikirkan hal yang tak sepantasnya kita pikirkan, dan pikiran itu juga ada jika kita melihat atau melirik lawan jenis yang memakai pakain yang tak sewajarnya yang tidak menutup auratnya dan salah satu auratnya itu teruka walaupun sedikit.

banyak sekali perasaan yang menghantui pikiran kita ketika kita melihat hal demikian, tapi yang jadi pertanyaan sya mengapa kita selalu berfikir negatif terhadap hal demikian. apakah memang kita seorang manusia itu hawa nafsunya sangat besar dan tak mampu melihat semuanya? dan apakah sebuah rasa malu itu tak ada artinya lagi?, saya pernah menjumpai beberapa teman saya yang memang mereka bekerjapada sebuah cafe maupun sebuah foodcourt yang ada di sekitaran jakarta. mereka mengaku dalam sehari mereka melihat ada beberapa wanitayang memasuki toko mereka dengan memakai pakaian yang tak sepantasnya mereka pakai, atau dalam bahasa kita "kurang bahan".

Tidak sedikit dari teman saya yang langsung berfikir negatif tentang perempuan yang memakai pakaian model kurang bahan tersebut, karna mereka berfikir perempuan tersebut adalah perempuan pemborosan dan juga perempuan yang selalu mengikuti trend mode, dan selalu tak berfikir walaupun tubuhnya indah tapi diperlihatkan ke public. tidak banyak juga yang berfikir berarti perempuan itu bukan perempuan baik-baik karna tak bisa menjaga auratnya, dan bisa diperlakukan seenaknya. ya, inilah para laki-laki yang kurang ajar ataupun laki-laki yang tidak memiliki sebuah perasaan serta penghargaan terhadap kaum perempuan. mereka hanya berfikir perempuan yang memakai pakaian seperti itu bisa di rayu oleh kata-kata gombalnya..

inilah nafsu para hidung belang, apakah anda rela jika seseorang yang anda cintai digoda dan di perlakukan seenaknya cuma gara-gara pakaianya yang tak tertutup, walaupun hanya sedikit. tidakkan, oleh karena itu marilah kita bmbing mereka menjadi seseorang yang menghargai tubuhnya dan menghargai dirinya sendiri dengan menasehatinya agar memakai pakaian yang pantas dan memakai pakaian yang layaknya orang biasa, tanpa memakai sebuah pakaian yang jahitannya belum selesai.